Syaikh Abu Thalib Al-Makky rodliyallohu ‘anhu, setelah
menuturkan hikayat ini (Musyahadah/Kasf Syaikh Abu Yazid Al-Busthomi), beliau
berkata: Keadaan/suasana batin (sebagaimana dialami syaikh Abu Yazid Al-Busthomi
tersebut) adalah keadaan seorang hamba yang telah fana dari dirinya. (Dirinya)
terenggut karena telah Wujud Tuhannya (baginya secara nyata).
Kedudukan (maqom) beliau ditinggikan oleh Allah SWT di
antara kedudukan yang lain. Teringkas berbagai macam sifat dalam satu sifat
syaikh Abu Yazid. Menjadi nyata baginya tatkala beliau memandang Yang Maha
Bagus, yaitu Dzat yang membuat bagus segala kebagusan dengan kebagusan-Nya.
Segala hiasan keindahan menjadi membosankan setelah memandang/memperhatikan
hiasan kebagusan-Nya.
Syaikh Abu Yazid Al-Busthomi menyaksikan keindahan Allah
SWT, yaitu Dzat yang membuat indah setiap keindahan atau yang membuat sesuatu
dianggap indah karena Keindahan-Nya dan tidak ada yang indah atau terasa Indah
selain Allah SWT.
Bagaimana bisa Syaikh Abu Yazid Al-Busthomi menyenangi sesuatu
yang dibuat bagus, atau hiasan kebagusan setelah melihat inti kebagusan hanya
pada Allah SWT? Bagaimana Syaikh Abu Yazid Al-Busthomi mencari sesuatu yang
tidak diinginkannya? Atau bagaimana Syaikh Abu Thalib Al-Makki bersabar atas
sesuatu yang tidak dicarinya? Bahkan bagaimana beliau memperhatikan sesuatu
yang tidak dicarinya? Ini adalah sifat dari hamba yang pencari inti/hakikat dan
sifat seseorang yang yang mencintai inti atau hakikat.
Rekaman selengkapnya di link ini (klik link ini)
0 comments:
Posting Komentar