Sabtu, 29 November 2014

Segala Puji (hanya pantas bagi) Allah SWT

اَلْـحَمْدُ لِلَّهِ



Sesungguhnya kalimat “Al-Hamdulillah” menunjukkan makna bahwa tidak ada yang pantas/berhak dipuji kecuali Allah swt. 

Argumentasi logis menunjukkan kebenaran hal ini, dengan dalil-dalil sebagaimana berikut:

1.  Kalau Allah swt tidak menciptakan sesuatu yang menarik hati bagi orang dermawan untuk memberi sedekah atau manfaat bagi orang lain, maka tidaklah orang dermawan tersebut akan memberi. Dan yang membuat hati orang dermawan tertarik untuk memberi adalah Allah swt, oleh karenanya ketika ada pujian untuk seseorang yang dermawan, maka hakikatnya pujian terbut adalah untuk Allah swt, karena Allah swt lah yang menciptakan ketertarikan kepada dermawan tersebut untuk memberi.

2.  Sesungguhnya seseorang yang memberikan kebaikan kepada orang lain mempunyai pamrih dengan perbuatannya, baik berupa imbalan, pahala, pujian, melakukan kebenaran, menekan sifat bakhil, dan lain-lain. Dan orang yang berpamrih dengan pemberian atau kebaikannya, sejatinya tidak berhak mendapatkan pujian. Dan, Allah swt adalah Maha Sempurna yang tidak lagi perlu mencari imbalan untuk melengkapi KesempurnaanNya. Karena mencari sesuatu yang yang sudah menjadi miliknya adalah mustahil. Pemberian Allah swt adalah ke-Maha Pemberiannya yang sempurna, Kebaikan yang yang murni. Oleh karenanya hanya Allah swt lah yang berhak dan pantas untuk dipuji.

3.     Setiap kenikmatan merupakan sesuatu yang mungkin wujudnya. Sesuatu yang mungkin wujudnya, pasti Allah swt yang mewujudkannya, baik perwujudannya itu secara langsung ataupun dengan perantaraan. Allah swt dalam hal ini berfirman:
وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ
Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya)”. (Qs. An-Nahl: 53).

Al-Hamdu tidak mempunyai makna kecuali mengungkapkan pujian kepada pemberi kebaikan/manfaat, dan tidak pemberi sejati kecuali dari Allah swt. Hal ini memastikan bahwa tidak ada yang berhak atas pujian kecuali Allah swt.

4.     Sebuah kenikmatan tidak sempurna kecuali mempunyai tiga hal yang berkumpul di dalamnya, yaitu (a) memberikan manfaat, dan untuk bisa merasakan manfaat ini maka seseorang harus hidup dan bisa merasakan. Dan yang menganugerahkan hidup dan bisa merasakan adalah Allah swt. (b) sebuah manfaat tidaklah sempurna kecuali kosong dari sesuatu yang membahayakan dan kesusahan, dan mengosongkan diri dari sesuatu bahaya dan kesusahan tidak akan berhasil kecuali mendapatkan pertolongan dari Allah swt. (c) sebuah manfaat bukanlah kenikmatan yang sempurna kecuali ada jaminan tidak akan terputus, dan hal ini tidak bisa dicapai kecuali dengan pertolongan Allah swt. Oleh karenanya, merupakan kepastian bahwa nikmat yang sempurna tidak akan muncul kecuali dari Allah swt.


Dan karenanya, sungguh tidak berhak mendapatkan pujian yang sempurna kecuali Allah swt. Argumen-argumen di atas menunjukkan kebenaran firman Allah SWT “Al-Hamdulillah”, Segala Puji (hanya pantas) Bagi Allah.

(Terjemah dari Kitab Tafsir Al-Fatihah, karya Syaikh Asmuni)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More