Jumat, 12 Juli 2024

01-PENGANTAR TERJEMAH KITAB MUHAMMAD SAW AL-INSAN KAMIL

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, dan salawat serta salam bagi junjungan kita Nabi Muhammad ﷺ yang membuka hal-hal terkunci, penutup para nabi, penolong kebenaran, dan penunjuk jalan yang lurus. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada beliau serta keluarganya.

Perhatian terhadap Sirah Nabawiyah dan kepedulian untuk membahasnya dari berbagai perspektif tidak terbatas pada bahasa Arab dan Persia saja, tetapi juga meliputi banyak bahasa Barat, termasuk bahasa Inggris. Hal ini karena penulis Barat sangat memperhatikan sisi manusiawi Nabi Muhammad dengan menulis buku tentang sirahnya. Banyak penulis Barat memulai penelitian mereka untuk tujuan yang murni akademis, meneliti kehidupan Nabi dalam bahasa yang mulia. Mereka memahami keagungan Nabi Muhammad ﷺ dalam Islam, mengakui kebesarannya dalam membebaskan manusia dari perbudakan dan kejahilan menuju kebebasan dan kedamaian, dan mengangkat umat dari jurang kehancuran menuju kebahagiaan selama dua dekade. Tulisan mereka sering kali tidak bebas dari bias dan karena itu, tidak seharusnya kita menerima pandangan mereka secara mutlak.

Sebesar apa pun usaha para penulis dan cendekiawan dalam mencatat dan mengumpulkan volume demi volume buku tentang Nabi Muhammad, mereka tetap tidak mampu mencakup seluruh pujian dan keutamaan beliau. Mereka tidak bisa menyebutkan semua sifat mulia dan karakter terpuji beliau karena Nabi Muhammad ﷺ adalah puncak kesempurnaan manusia yang diutus oleh Tuhan untuk menyampaikan risalah-Nya. Allah berfirman, "Dan tidaklah dia (Muhammad) berbicara dari hawa nafsunya. Ucapannya itu tidak lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)." (QS. An-Najm: 3-4). Dan disebutkan dalam Al-Quran, "Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung." (QS. Al-Qalam: 4). Nabi juga berkata, "Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia." [HR. Ahmad 8595]. Semua ini menjadikan Al-Quran sebagai kitab yang paling agung dan sebaik-baik pedoman dalam mengarahkan kehidupan manusia.

Kemajuan manusia dalam peradaban dan langkahnya menuju puncak kemajuan selalu sejalan dengan pengakuan dan penghargaan terhadap peran besar Nabi Muhammad ﷺ dalam membebaskan manusia dari kegelapan menuju cahaya. Semakin manusia maju dalam peradaban, semakin tinggi kesadaran mereka tentang pentingnya ajaran Nabi Muhammad ﷺ yang mengangkat derajat manusia dan membawa mereka pada puncak kebahagiaan serta kemuliaan.

Telah berlalu empat belas abad sejak wafatnya Rasulullah Muhammad ﷺ, namun keagungan beliau masih hidup dalam hati dan telinga, serta namanya terus dikenang. Kehidupan ini penuh dengan kemuliaan, keberanian, dan kebesaran yang sempurna.

Apabila seorang Muslim membaca tentang Nabi Muhammad ﷺ, dia mengingat kembali pesan-pesan ilahi yang beliau bawa dan ajarkan. Nabi adalah sosok yang suci dan sempurna dalam membawa risalah, serta berpegang teguh pada akhlak mulia yang ditanamkan Allah. Allah berfirman, "Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas budi pekerti yang agung." (QS. Al-Qalam: 4). Jika seseorang membicarakan tentang Nabi, maka dia sedang membicarakan contoh terbaik dari manusia sempurna.

Kehidupan Nabi Muhammad ﷺ adalah teladan utama bagi seluruh umat manusia. Beliau adalah Rasul yang ma'shum (terjaga dari dosa), yang datang membawa cahaya dan petunjuk dari Allah. Beliau adalah contoh bagi umat manusia dalam segala aspek kehidupan. Setiap kali seseorang berusaha menggambarkan sosok Nabi Muhammad ﷺ, dia menemukan bahwa Nabi adalah puncak kesempurnaan manusia.

Rasulullah ﷺ adalah utusan Allah yang terakhir, yang dipilih untuk menyampaikan risalah-Nya kepada seluruh alam. Allah mengutus Nabi Muhammad ﷺ sebagai rahmat bagi seluruh alam, dan ajaran beliau menyebarkan kedamaian dan kebenaran. Kehidupan beliau adalah cerminan dari risalah ilahi yang mengangkat derajat manusia dan mengembalikan mereka pada fitrah yang suci.

Islam mengajak kepada tauhid yang mutlak dan menegaskan prinsip keadilan, kebebasan, persamaan, dan persaudaraan di antara seluruh umat manusia. Agama ini menjadi agama bagi umat manusia dengan keagungan jiwanya, kebesaran cita-citanya, dan tujuan-tujuan mulianya. Islam mengangkat martabat manusia dan menyeru kepada cinta, kasih sayang, kerjasama, membangkitkan kesadaran, rasa tanggung jawab, penghargaan terhadap janji dan larangan, menyebarkan ilmu pengetahuan, pembangunan, dan peradaban. Islam juga memerangi paganisme, kemusyrikan, kesesatan, keras kepala, keburukan, perbuatan tercela, nafsu liar, dan takhayul palsu serta tradisi usang. Islam mengumpulkan manusia di bawah satu panji hidayah Allah dan dalam naungan risalah yang sempurna yaitu syariat Allah.

Nabi Muhammad ﷺ tidak meninggal dunia sebelum beliau menyatukan bangsa Arab dalam Islam dan menyeru para raja dan pemimpin untuk memeluknya. Beliau mengirim utusan untuk memberikan kabar gembira dan peringatan kepada Kisra (raja Persia), Raja Bahrain, Raja Habasyah (Ethiopia), penguasa Mesir, dan Heraklius, pemimpin Kekaisaran Romawi. Para khalifah setelah beliau menanggung beban untuk membimbing bangsa-bangsa dan membebaskan umat manusia, sehingga risalah ini sampai ke ujung dunia dan menciptakan peradaban yang gemilang. Ajaran Islam tetap menjadi keyakinan banyak bangsa dan suku, dan akan terus hidup dengan segala akhlak dan hukumnya sampai Allah mewarisi bumi dan segala isinya.

Aku sedang membaca surat Al-Maidah dan sampai pada firman Allah Ta'ala: "Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridai Islam itu menjadi agama bagimu." (Al-Maidah: 3). Aku berhenti sejenak pada ayat ini, merenungkannya, berpikir, dan mengambil pelajaran. Aku mengulang-ulang ayat ini, melantunkannya, merasakan manisnya, menyadari keindahan bahasanya, dan terpengaruh oleh seluruh maknanya. Aku menyimpulkan bahwa:

Allah Ta'ala, ketika berkehendak menjadikan agama ini sebagai penutup dari semua agama, tanpa ada agama lain yang akan menghapus, menggantikan, atau memperbaikinya, seperti yang dinyatakan dalam firman-Nya: "Muhammad itu bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kalian, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup para nabi." (Al-Ahzab: 40), mengumpulkan dalam agama ini segala hukum, adab, dan ajaran yang menjamin agama ini tetap kekal, abadi, dan sesuai untuk setiap waktu dan tempat. Agama ini cukup untuk membahagiakan seluruh umat manusia, menyelamatkan mereka dari kotoran, dan mendirikan keadilan serta kebenaran di antara seluruh manusia. Dengan sifat-sifat ini, agama ini menjadi agama yang benar, sempurna, terjaga, dan kekal. Allah berfirman: "Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (Ar-Rum: 30).

Agama ini sempurna seperti yang dikatakan Allah Ta'ala: "Kami tidak mengabaikan sesuatu pun di dalam Kitab." (Al-An'am: 38). Terjaga seperti yang dikatakan Allah Ta'ala: "Yang tidak didatangi kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya." (Fushilat: 42). Kekal seperti yang dikatakan Allah Ta'ala: "Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya." (Al-Hijr: 9). Kesempurnaan, penjagaan, dan keabadian adalah sifat utama dari kesempurnaan agama ini.

Jika risalah Islam adalah risalah yang sempurna, terjaga, kekal, dan lengkap dari segala aspeknya, maka tidak diragukan bahwa pembawanya dan pengajaknya, yaitu Nabi Muhammad ﷺ, harus berada pada tingkatan yang sama atau bahkan lebih tinggi. Beliau adalah manusia yang sempurna dalam segala hal, sempurna dalam penciptaan dan akhlaknya. Tidak ada seorang pun yang melihat beliau sebelumnya maupun sesudahnya yang sebanding dengan beliau. Beliau adalah sosok yang sempurna dalam makna dan bentuknya, lalu Allah memilihnya sebagai kekasih-Nya. Sempurna dalam penciptaan dan sifatnya, sebagaimana Allah berfirman tentang beliau: "Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung." (Al-Qalam: 4). Sempurna dalam adab dan perjalanan hidupnya, sebagaimana Allah berfirman tentang beliau: "Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu? Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk." (Adh-Dhuha: 6-7).

Dia adalah manusia yang sempurna dalam segala hal, baik dalam sifat lahiriah maupun batiniah, bebas dari segala cacat atau kekurangan. "Engkau diciptakan tanpa cela, seolah-olah engkau diciptakan sesuai kehendakmu." Aku ingin turut menulis tentang kebenaran ini yang, jika diingkari, berarti melakukan kezaliman dan kebohongan. Seperti orang buta yang mengingkari cahaya matahari. Maka, aku menulis tentang kesempurnaan manusia ini. Penyangkalan terhadapnya tidak merugikan apa pun, tetapi menunjukkan kebodohan.

Berikut ini adalah sebuah buku di mana aku turut berbicara tentang beberapa kebenaran tentang Nabi Muhammad. Aku memohon kepada Allah Yang Maha Tinggi agar memberikan ilham kepada kami untuk menulis yang benar dan memandu kami ke jalan yang baik dan benar. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Semoga shalawat dan salam tercurah kepada Nabi Muhammad, keluarganya, dan para sahabatnya.

Muhammad Alawi Al-Maliki Al-Makki Al-Hasani

---

Diterjemahkan oleh AI

0 comments:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More