Senin, 29 Juli 2024

Terjemah Hikmah 199 || Syarah Al-Hikam Al-Athaiyyah oleh Syaikh Ibnu Abbad An-Nafazi Ar-Rundi

قَالَ الشَّيْخُ ابْنُ عَطَاءِ اللَّهِ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ

إِنْ رَغَّبَتْكَ الْبِدَايَاتُ زَهَّدَتْكَ النِّهَايَاتُ، إِنْ دَعَاكَ إِلَيْهَا ظَاهِرٌ نَهَاكَ عَنْهَا بَاطِنٌ.

Syekh Ibn Atha'illah ra. berkata:

“Jika permulaan membuatmu bersenang hati, maka akhir perjalanannya akan membuatmu benci. Jika sesuatu yang lahiriah mengundangmu untuk mendekat, maka ia menjauhkanmu dari yang batin yang hakikat.”

Syarah Ibnu Abbad An-Nafaziy Ar-Rundiy:

Permulaan dan tampilan luar dari suatu hal akan menggoda orang bodoh untuk senang dan menariknya mendekati hal tersebut. Dikarenakan hal-hal tersebut memiliki kecantikan yang menawan dan penampilan yang manis, maka orang bodoh terperdaya oleh hal itu, sehingga mengarahkannya kepada keadaaan yang membahayakan dan menghancurkannya.

Akhir dari suatu perkara dan hakikat batin dari suatu hal membuat orang yang bijak menjauhi dan mencegahnya. Dikarenakan hal-hal itu memperlihatkan keburukan (pada akhirnya) dan kejelekan (hakikat) batinnya, sehingga orang yang bijak memikirkannya, menghindarinya, dan selamat dari keburukannya. Ini telah dijelaskan sebelumnya dalam ungkapan: “Alam ini lahirnya menipu, namun di dalam kedalaman batinnya ada i'tibar (contoh atau pengajaran).”

Wahab bin Munabbih ra. berkata: “Seorang pria menemani seorang petapa selama tujuh hari untuk mendapatkan sesuatu (hikmah/pembelajaran) darinya, tetapi ia mendapati petapa itu sibuk berzikir kepada Allah Ta'ala, dan berpikir, tidak berhenti-henti, kemudian pada hari ketujuh petapa itu berbalik menengok padanya dan berkata: "Wahai kamu lelaki, aku tahu apa yang kamu inginkan, (ingatlah): 

حُبُّ الدُّنْيَا رَأْسُ كُلِّ خَطِيئَةٍ، وَالزُّهْدُ فِيهَا رَأْسُ كُلِّ خَيْرٍ، وَالتَّوْفِيقُ نَجَاحُ كُلِّ برٍّ، فَاحْذَرْ رَأْسَ كُلِّ خَطِيئَةٍ، وَارْغَبْ فِي رَأْسِ كُلِّ خَيْرٍ، وَتَضَرَّعْ إِلَى رَبِّكَ أَنْ يَهَبَ لَكَ نَجَاحَ كُلِّ برٍّ.

"Cinta dunia adalah akar dari segala dosa, dan zuhud adalah akar dari segala kebaikan, dan taufik/pertolongan/keselaran adalah kesuksesan dari segala kebajikan, maka waspadalah terhadap akar dari segala dosa, dan carilah akar dari segala kebaikan, dan memohonlah kepada Tuhanmu agar Dia memberimu kesuksesan dalam segala kebajikan!"

Lelaki tersebut bertanya: 'Bagaimana saya mengenalinya?' Petapa tersebut menjawab: 'Kakekku adalah seorang yang bijak yang menyerupakan dunia ini dengan tujuh hal; (1) ia menyerupakan dunia ini dengan air asin yang menipu, tidak memuaskan dahaga, membahayakan, dan tidak memberi manfaat; (2) ia menyerupakan dunia dengan bayangan awan yang menipu dan mengecewakan; (3) ia menyerupakan dunia dengan kilat yang menipu dan tidak bermanfaat; (4) ia menyerupakan dunia dengan awan musim panas yang menipu tetapi tidak bermanfaat; (5) ia menyerupakan dunia dengan bunga musim semi yang menipu dengan kecantikannya tetapi kemudian menguning sehingga kamu melihatnya menjadi jerami; (6) ia menyerupakan dunia dengan mimpi seorang tidur yang melihat kebahagiaan dalam mimpinya tetapi ketika ia bangun tidak menemukan apa pun kecuali penyesalan; (7) ia menyerupakan dunia dan dengan madu yang dicampur dengan racun mematikan yang menipu tetapi membunuh.

Aku telah merenungkan ketujuh hal ini selama tujuh puluh tahun, kemudian aku menambahkannya satu hal lagi dan menyamakannya dengan Ghoul/makhluk jahat yang membunuh siapa pun yang menjawab panggilannya dan meninggalkan siapa pun yang mengabaikannya.

Aku melihat kakekku dalam mimpi dan ia berkata kepadaku: ‘Wahai anakku, kamu adalah bagian dariku dan aku adalah bagian dari dirimu.’ Maka aku berkata kepadanya: 

فَبِأَيِّ شَيْءٍ يَكُونُ الزُّهْدُ فِي الدُّنْيَا؟ قَالَ: بِالْيَقِينِ، وَالْيَقِينُ بِالصَّبْرِ، وَالصَّبْرُ بِالْعِبَرِ، وَالْعِبَرُ بِالْفِكْرِ. ثُمَّ وَقَفَ الرَّاهِبُ وَقَالَ: خُذْهَا وَلَا أَرَاكَ خَلْفِي إِلَّا مُتَجَرِّدًا بِفِعْلٍ دُونَ قَوْلٍ، فَكَانَ ذَلِكَ آخِرَ الْعَهْدِ بِهِ.

"Dengan cara apa kita dapat berzuhud dalam dunia ini?’ Ia menjawab: ‘Dengan keyakinan, dan keyakinan dengan kesabaran, dan kesabaran dengan pelajaran, dan pelajaran dengan pemikiran."

Kemudian petapa itu berhenti dan berkata: ‘Ambil ini dan jangan biarkan aku bertemu melihatmu lagi kecuali dalam tindakan nyata, bukan sekadar ucapan,’ dan itu adalah pertemuan terakhir ku dengannya.

Dan Muhammad bin Ali at-Tirmidzi ra, berkata: ‘Dunia ini selalu tercela di kalangan umat terdahulu, di antara orang-orang bijak mereka, dan pengejar dunia ini selalu dihina di kalangan para bijak yang telah lalu, dan tidak ada seorang nabi/penyeru pun yang diutus di suatu umat kecuali ia memperingatkan mereka dari mengikuti dunia dan mengumpulkan dunia, dan mencintai dunia. Bukankah Anda melihat seorang mukmin dari keluarga Firaun yang berkata: 

اتَّبِعُونِي أَهْدِكُمْ سَبِيلَ الرَّشَادِ [غَافِر: 38]، وَقَالَ: إِنَّمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا مَتَاعٌ [غَافِر: 39] 

"Ikutilah aku, aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang benar." (Ghafir: 38) Dan ia juga berkata: "Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan yang menipu." (Ghafir: 39). 

Artinya: Anda tidak akan mencapai jalan yang benar jika dalam hati Anda masih ada kecintaan pada dunia dan menuntut/mencari dunia.

Kisah dan atsar (tradisi) tentang kondisi dunia, tipu daya, dan keburukannya lebih banyak daripada yang dapat dihitung, dan tidak ada yang lebih jelas dalam hal ini selain firman Allah Ta'ala tentang sifatnya: 

اِعْلَمُوْٓا اَنَّمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ وَّزِيْنَةٌ وَّتَفَاخُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِى الْاَمْوَالِ وَالْاَوْلَادِۗ كَمَثَلِ غَيْثٍ اَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهٗ ثُمَّ يَهِيْجُ فَتَرٰىهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُوْنُ حُطَامًاۗ وَفِى الْاٰخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيْدٌۙ وَّمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانٌۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ 

"Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megahan antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (Al-Hadid: 20).

Wallohu A'lam.


0 comments:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More