Di tengah hingar bingar suara kendaraan di sore yang
mendung. Di sebuh gubug di tengah kebun, Kemprul dan Semprul sedang berdialog.
Semprul : Prul, kalau ada yang tanya mengapa kamu yakin
bahwa Allah itu benar2 ada (wujud), gimana jawabnya?
Kemprul : Ya dijawab aja...karena Nabi Muhammad SAW
mengabarkannya demikian melalui Al-Qur'an yang
merupakan Firman Allah SWT.
Semprul : Lha kalau dia tanya lagi, mengapa kamu percaya
dengan Al-Qur'an yang dibawa Nabi Muhammad?
Kemprul : Karena Al-Qur'an membuktikan sebagai mukjizat yang
tidak terbantahkan.
Semprul : Buktinya apa?
Kemprul : Buktinya Al-Qur'an memuat ayat-ayat yang
mengandung bukti bahwa Al-Qur'an tidak mungkin dibuat oleh manusia, namun
dibuat oleh Maha Pencipta alam semesta ini.
Semprul : Kalau dia tanya, mana ayat yang kamu maksud?
Kemprul : Di antaranya dalam QS. Adz-Dzariyat [51]:47: “dan langit
itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan Sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.” Mukjizat dalam ayat ini terletak dalam kata
meluaskannya (lamuusiun), yang artinya langit (jagad raya) secara terus menerus
berkembang. Hal ini terbuktikan oleh hasil observasi pada tahun 1929 oleh Edwin
Hubble, ahli astronomi dari Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan
galaksi terus menerus bergerak menjauh satu sama lainnya, yang artinya terjadi
perluasan. Al-Qur’an yang diwahyukan pada abad 7 masehi sudah mengabarkannya
ketika saat itu mustahil ilmu pengetahuan membuktikan hal tersebut. Tegasnya,
kalau bukan yang menciptakan alam semesta ini apa ya bisa buat ayat seperti
ayat 47 surat Adz-Dzariyat tersebut.
Semprul : Kalau dia tanya lagi, ada ayat yang lain
ndak...jangan dari 30 juz itu Cuma
Kemprul : Masih banyak ayat yang lain, umpamanya QS. Al-Anbiya’
[21]: 32, yang artinya “dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang
terpelihara...” Coba bayangkan pada saat itu, abad 7 masehi, apa ada orang yang
berpendapat bahwa langit menjadi “atap yang memelihara”. Lha ini dikabarkan
dalam Al-Qur’an yang terbuktikan oleh ilmu pengetahuan saat ini tentang bumi
ini di kelililingi atap yang namanya atmosfer. Lha kalau ada meteor yang mau
nabrak bumi maka harus nabrak atmosfer ini, jadi yang jatuh ke bumi tinggal
puing-puingnya, coba kalau utuh langsung jatuh ke bumi...sudah hancur bumi ini
sejak dulu. Lha, atmosfer ini juga menyaring radiasi yang bertebaran di luar
angkasa. Kalau radiasi ini tidak membahayakan kehidupan di bumi maka dibiarkan
oleh atmosfer masuk ke bumi, tapi kalau berbahaya ditolak oleh atmosfer. Gitu
prul...
Semprul : lha, kalau dia tanya lagi....
Kemprul : lha...sebenarnya ini “dia” yang tanya iku sopo tho?!!
Semprul : he he he...yo aku dewe...he he he
Kemprul : lha gitu aja dari tadi pakai dia-dia...mbok
langsung tanya gitu lho...he he he.
---Bersambung---
Versi Youtube di link ini.
Tags:
#DalilAkalKeberadaanAllahSWT
#DalilAkalKekuasaanAllah SWT
#KisahInspiratif
#Tafakkurfikholqillah