Kamis, 11 Juli 2024

10 Prinsip Dasar Kebenaran Kabar Akhirat



(Terjemah Ihya Ulumumiddin Halaman 134-136)

  الركن الرابع

 في السمعيات وتصديقه صلى الله عليه وسلم فيما أخبر عنه

 ومداره على عشرة أصول

Rukun Keempat Kabar yang Didengar dari Nabi Muhammad SAW dan Membenarkannya. Hal ini berdasarkan Sepuluh Prinsip Dasar


Prinsip Dasar Pertama: Kebangkitan dan Pengumpulan

Kebangkitan dan Pengumpulan: Telah ditetapkan dalam syariat dan hal ini adalah benar serta wajib diyakini karena secara akal adalah mungkin. Maknanya adalah pengembalian setelah pemusnahan, yang mana itu adalah kekuasaan Allah SWT seperti permulaan penciptaan. Allah SWT berfirman: "Siapa yang akan menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur?" Katakanlah: "Yang akan menghidupkannya ialah yang menciptakannya pertama kali." Maka, Allah menunjukkan permulaan penciptaan sebagai bukti akan pengembalian. Allah juga berfirman: "Penciptaan dan kebangkitan kalian hanyalah seperti satu jiwa saja." Pengembalian adalah permulaan kedua yang mungkin seperti permulaan pertama.

Prinsip Dasar Kedua: Pertanyaan oleh Munkar dan Nakir

Pertanyaan oleh Munkar dan Nakir: Telah disebutkan dalam hadis-hadis, maka wajib diyakini karena hal ini mungkin, yang hanya memerlukan pengembalian kehidupan kepada sebagian dari bagian tubuh yang bisa memahami pertanyaan. Ini adalah hal yang mungkin dalam dirinya sendiri dan tidak ditolak oleh apa yang kita saksikan dari ketenangan bagian-bagian tubuh mayat dan ketidakmampuan kita mendengar pertanyaan yang diajukan kepadanya. Sebagaimana orang yang tidur tampak tenang di luarnya tetapi merasakan sakit dan nikmat di dalamnya yang bisa dirasakan saat terbangun. Nabi Muhammad SAW pernah mendengar percakapan Jibril AS dan melihatnya, tetapi orang-orang di sekeliling beliau tidak mendengar dan melihatnya, serta mereka tidak mengetahui apa pun dari ilmunya kecuali yang Allah kehendaki. Jadi, jika Allah tidak menciptakan pendengaran dan penglihatan untuk mereka, mereka tidak akan bisa mengetahuinya.

Prinsip Dasar Ketiga: Siksa Kubur

Siksa Kubur: Telah ditetapkan dalam syariat. Allah berfirman: "Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat: 'Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras.'" Rasulullah SAW dan para salaf saleh terkenal sering berlindung dari siksa kubur. Ini adalah hal yang mungkin, maka wajib diyakini. Tidak menghalangi keyakinan terhadap siksa kubur meskipun bagian-bagian tubuh mayat tersebar dalam perut binatang buas dan tembolok burung, karena bagian tubuh hewan yang merasakan sakit azab adalah bagian khusus yang Allah mampu mengembalikan rasa sakit kepadanya.

Prinsip Dasar Keempat: Timbangan Amal

Timbangan Amal: Ini adalah hal yang benar. Allah berfirman: "Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat." Allah juga berfirman: "Barang siapa yang berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan barang siapa yang ringan timbangan kebaikannya." Hal ini berarti bahwa Allah SWT akan membuat ukuran dalam catatan amal sesuai dengan derajat amal di sisi-Nya sehingga menjadi jelas ukuran amal para hamba hingga terlihat bagi mereka keadilan dalam hukuman atau anugerah dalam pengampunan dan penggandaan pahala.

Prinsip Dasar Kelima: Jembatan (Shirath)

Shirath: Sebuah jembatan yang terbentang di atas Jahannam (neraka) yang lebih tipis dari rambut dan lebih tajam dari pedang. Allah SWT berfirman: "Maka tunjukkanlah mereka jalan ke neraka" dan "Tahanlah mereka, sesungguhnya mereka akan ditanya." Hal ini mungkin terjadi dan harus diyakini. Karena Allah yang mampu membuat burung terbang di udara juga mampu membuat manusia berjalan di atas shirath.

Prinsip Dasar Keenam: Surga dan Neraka adalah Makhluk

Surga dan Neraka adalah Makhluk: Allah SWT berfirman: "Bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa." Firman-Nya "disediakan" adalah bukti bahwa surga dan neraka telah diciptakan. Maka, harus diartikan secara harfiah karena tidak ada kemustahilan dalam hal ini. Tidak dapat dikatakan bahwa tidak ada manfaat menciptakan keduanya sebelum hari pembalasan, karena Allah tidak ditanya tentang apa yang Dia lakukan tetapi mereka yang ditanya.

Prinsip Dasar Ketujuh: Imam yang Sah Setelah Rasulullah SAW

Imam yang Sah Setelah Rasulullah SAW: Adalah Abu Bakar, kemudian Umar, kemudian Utsman, kemudian Ali radhiyallahu 'anhum. Tidak ada nash (penunjukan) dari Rasulullah SAW mengenai seorang imam sama sekali. Jika ada, maka penunjukannya akan lebih jelas daripada pengangkatan gubernur dan pemimpin pasukan. Hal ini tidak tersembunyi, jadi bagaimana mungkin penunjukan ini tidak diketahui? Jika diketahui, bagaimana mungkin dilupakan hingga tidak sampai kepada kita? Abu Bakar tidak menjadi imam kecuali dengan pemilihan dan baiat. Menyatakan adanya nash kepada orang lain adalah menuduh semua sahabat telah melanggar perintah Rasulullah SAW dan merusak konsensus, yang hanya berani dilakukan oleh kaum Rafidhah. Ahlus Sunnah biasa memuji semua sahabat dan menyanjung mereka sebagaimana Allah dan Rasul-Nya memuji mereka.

Apa yang terjadi antara Muawiyah dan Ali radhiyallahu 'anhuma didasarkan pada ijtihad, bukan perselisihan Muawiyah dalam imamah (kepemimpinan). Ali radhiyallahu 'anhu berpendapat bahwa menyerahkan pembunuh Utsman dengan banyaknya suku mereka dan campur mereka dengan tentara akan menyebabkan ketidakstabilan kepemimpinan di awalnya, sehingga dia melihat penundaan lebih tepat. Muawiyah berpendapat bahwa menunda urusan mereka dengan besarnya kejahatan mereka akan menyebabkan pemberontakan terhadap para pemimpin dan menumpahkan darah. Para ulama terkemuka mengatakan bahwa setiap orang yang berijtihad adalah benar. Beberapa mengatakan hanya satu yang benar, tetapi tidak ada ahli yang menyalahkan Ali.

Prinsip Dasar Kedelapan: Keutamaan Sahabat Berdasarkan Urutan Khilafah

Keutamaan Sahabat Berdasarkan Urutan Khilafah: Keutamaan sebenarnya adalah apa yang menjadi keutamaan di sisi Allah SWT, yang hanya diketahui oleh Rasulullah SAW. Banyak ayat dan hadis yang memuji semua sahabat. Hanya mereka yang menyaksikan wahyu dan penurunan ayat yang bisa memahami keutamaan dan urutannya dengan tanda-tanda kondisi dan rincian halus. Jika mereka tidak memahaminya, mereka tidak akan mengatur urusan seperti itu karena mereka tidak terpengaruh oleh celaan orang dalam memperjuangkan kebenaran.

Prinsip Dasar Kesembilan: Syarat-syarat Kepemimpinan

Syarat-syarat Kepemimpinan: Setelah Islam dan taklif (beban syariat) ada lima, yaitu laki-laki, ketakwaan, ilmu, kecukupan, dan keturunan Quraisy. Rasulullah SAW bersabda: "Para pemimpin dari Quraisy." Jika ada beberapa yang memenuhi syarat ini, maka pemimpin adalah yang dipilih oleh mayoritas orang. Yang menentang mayoritas dianggap pemberontak yang harus dikembalikan kepada kepatuhan kepada kebenaran.

Prinsip Dasar Kesepuluh: Jika Tidak Ditemukan Pemimpin yang Memenuhi Syarat

Jika Tidak Ditemukan Pemimpin yang Memenuhi Syarat: Jika tidak ditemukan pemimpin yang memiliki ketakwaan dan ilmu dan menggantinya akan menyebabkan fitnah yang tidak bisa diatasi, maka kepemimpinannya tetap sah. Kita harus memilih antara menyebabkan fitnah dengan mengganti pemimpin, yang bahayanya lebih besar daripada kurangnya syarat-syarat tersebut, atau memutuskan bahwa negara tidak memiliki pemimpin dan kehancuran hukum, yang mustahil. Kita memutuskan sahnya kepemimpinan dalam keadaan darurat karena kebutuhan, sebagaimana kita mengakui keabsahan keputusan para pemberontak di wilayah mereka karena kebutuhan.

Demikianlah empat rukun yang mengandung empat puluh prinsip dasar yang menjadi landasan akidah. Siapa yang meyakininya adalah sesuai dengan Ahlus Sunnah dan berbeda dengan kelompok bid'ah.

Semoga Allah membimbing kita dengan taufik-Nya, menunjukkan kita kepada kebenaran, dan merealisasikannya dengan karunia-Nya, serta melimpahkan shalawat kepada Nabi Muhammad dan keluarganya serta seluruh hamba yang terpilih.


---

Terjemahan menggunakan AI. Download Kitab Ihya Ulumiddin Cetakan Dar Ibnu Hazm. 2005. Beirut Libanon. Link download kitab di https://drive.google.com/file/d/1O9KKeFSBCg729VnbFGpKwyle5svdZ0xD/view?usp=sharing

0 comments:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More