Saat itu Semprul dan Kemprul berjalan pulang habid menghadiri undangan Tasyakuran tetangga mereka yang akan berangkat Umroh. Mereka berjalan agak hati-hati karena masih tersisa beberapa genangan air sisa hujan. Semprul pada saat itu bertanya kepada Kemprul:
Semprul: “Prul, seringkali kamu mengatakan kalau berdoa itu sungguh-sungguh. Lha aku sudah bersungguh-sungguh berdoa agar bisa mendaftar haji…”
Kemprul: “Aku tahu makudmu Prul…kita berhenti dulu di rumahku.”
Saat sudah duduk berdua di teras rumah, Kemprul menjelaskan:
“Saat seseorang SUNGGUH-SUNGGUH BERDOA kepada Allah SWT, maka KESELURUHAN DIRINYA ia kerahkan, bukan hanya lisannya saja, atau pikirannya saja, atau hati dan perasaannya saja, atau ikhtiarnya saja, namun ya LISANNYA, PIKIRANNYA, PERASAANNYA, HATINYA, IKHTIAR GERAKAN LAHIRNYA. Begitu juga saat seseorang MENDIRIKAN SHOLAT, maka yang dimaksud adalah KESELURUHAN DIRINYA: LISANNYA, PIKIRANNYA, PERASAANNYA, HATINYA, IKHTIAR GERAKAN LAHIRNYA.
Kan, saat seseorang berdoa atau sholat yang disebut adalah DIA BERDOA atau DIA SHOLAT, bukan disebut LISAN DIA BERDOA atau TUBUHNYA SHOLAT. Dan Sebutan DIA itu adalah melibatkan seluruh aspek yang ada dalam dirinya, BUKAN hanya salah satu aspek yang ada pada dirinya.
Dengan memakai kacamata penjelasan di atas, memaknai Firman Allah SWT: "Dan Tuhanmu berfirman: 'Berdoalah kalian kepada-Ku, niscaya akan Kukabulkan bagi kalian'." (QS Ghâfir: 60), akan tampak apakah SUDAH betul-betul BERDOA-kah atau BELUM, jangan2 baru LISAN SAJA yang berdoa. Begitu juga SHOLAT, jangan2 baru lahir saja.
Sekarang aku tanya kepadamu Prul...apakah kira-kira selama ini kamu sudah berdoa dan sholat sungguh-sungguh?”
Semprul: “Ya…ya…lagi belajarlah! He he…”
Kemprul: “Sama Prul…kita lagi sama-sama belajar…He he”
(Kalitirto, 20 Februari 2020)
Semprul: “Prul, seringkali kamu mengatakan kalau berdoa itu sungguh-sungguh. Lha aku sudah bersungguh-sungguh berdoa agar bisa mendaftar haji…”
Kemprul: “Aku tahu makudmu Prul…kita berhenti dulu di rumahku.”
Saat sudah duduk berdua di teras rumah, Kemprul menjelaskan:
“Saat seseorang SUNGGUH-SUNGGUH BERDOA kepada Allah SWT, maka KESELURUHAN DIRINYA ia kerahkan, bukan hanya lisannya saja, atau pikirannya saja, atau hati dan perasaannya saja, atau ikhtiarnya saja, namun ya LISANNYA, PIKIRANNYA, PERASAANNYA, HATINYA, IKHTIAR GERAKAN LAHIRNYA. Begitu juga saat seseorang MENDIRIKAN SHOLAT, maka yang dimaksud adalah KESELURUHAN DIRINYA: LISANNYA, PIKIRANNYA, PERASAANNYA, HATINYA, IKHTIAR GERAKAN LAHIRNYA.
Kan, saat seseorang berdoa atau sholat yang disebut adalah DIA BERDOA atau DIA SHOLAT, bukan disebut LISAN DIA BERDOA atau TUBUHNYA SHOLAT. Dan Sebutan DIA itu adalah melibatkan seluruh aspek yang ada dalam dirinya, BUKAN hanya salah satu aspek yang ada pada dirinya.
Dengan memakai kacamata penjelasan di atas, memaknai Firman Allah SWT: "Dan Tuhanmu berfirman: 'Berdoalah kalian kepada-Ku, niscaya akan Kukabulkan bagi kalian'." (QS Ghâfir: 60), akan tampak apakah SUDAH betul-betul BERDOA-kah atau BELUM, jangan2 baru LISAN SAJA yang berdoa. Begitu juga SHOLAT, jangan2 baru lahir saja.
Sekarang aku tanya kepadamu Prul...apakah kira-kira selama ini kamu sudah berdoa dan sholat sungguh-sungguh?”
Semprul: “Ya…ya…lagi belajarlah! He he…”
Kemprul: “Sama Prul…kita lagi sama-sama belajar…He he”
(Kalitirto, 20 Februari 2020)