Sesaat setelah jam 01:00 berdentang. Semua anggota group ronda kampung beringsut pulang, kecuali Semprul dan Kemprul. Mereka berdua masih duduk berdua di pojokan pos ronda.
Semprul: "Prul, kamu ingat khotib jumat siang tadi berkhutbah bahwa sholat khusyu' dapat diperoleh dengan ikhtiar memahami bacaan dan gerakan sholat?"
Kemprul: "Masih ingat Prul."
Semprul: "Lha terus?"
Kemprul: "Terus piye?! Ha ha...maksudmu dijelaskan contohnya?"
Semprul: "Iya jelaskan contohnya...ha ha, masak jelaskan minum kopinya."
Sambil senyum2 Semprul menyeruput kopi di depannya...dan kemudian menegakkan badannya untuk serius mendengarkan.
Kemprul: "Contohnya bacaan Allohu Akbar yg kalau saat kita membacanya dengan pemahaman bahwa:
1. Alloh Maha Besar sebagai satu2nya tujuan hidup dan segala aktivitasnya.
2. Alloh Maha Besar yg satu2nya bisa menolong.
3. Alloh Maha Besar yang Maha Agung yg hanya satu2nya sesembahan.
4. Alloh Maha Besar kekuasaannya yg menguasai sekecil apapun komponen diri.
5. Alloh Maha Besar yg Mengawasi bahkan gerak gerik hati dan rasa.
2. Alloh Maha Besar yg satu2nya bisa menolong.
3. Alloh Maha Besar yang Maha Agung yg hanya satu2nya sesembahan.
4. Alloh Maha Besar kekuasaannya yg menguasai sekecil apapun komponen diri.
5. Alloh Maha Besar yg Mengawasi bahkan gerak gerik hati dan rasa.
Setiap baca Allohu Akbar engkau memahami, menyadari, dan mungkin menyaksikan ke-Allohu Akbar-an di atas, maka anugerah khusyu insya Alloh dihadiahkan kepadamu. Gimana Prul...masuk akal kan?"
Semprul: "Ya ya ya...ayo pulang!"
Kemprul: "Kok buru2 Prul?"
Semprul: "Mau segera praktik Prul. Kalau tdk segera, nanti lupa. Bacaan lainnya kamu jelaskan kapan2 saja."
Kemprul: "Ya ayo."
Mereka berdua kemudian bangkit dari duduk...dan meninggalkan pos ronda...seiring dengan sahut2an ayan jantan berkokok. Semprul berjalan dengan semangat ingin segera praktik Allohu Akbar.
(Kalitirto, 7 Februari 2019)